Jumat, September 18, 2009

EDUCATION IN SELUMA: anak bupati yang memalukan...

.http://www.kapanlagi.com/h/anak-bupati-seluma-terlibat-narkoba.html

anak bupati yang memalukan...

Kapanlagi.com - Jajaran Direktorat Narkoba Polda Bengkulu, Rabu pagi menangkap empat orang yang diduga memakai narkoba jenis shabu yang salah seorang di antaranya adalah anak Bupati Seluma,Provinsi Bengkulu Murman Efendi berinisial D.

"Hasil penggerebekan tadi subuh, empat orang diamankan dan salah seorang di antaranya merupakan anak Bupati Seluma,"kata Direktur Narkoba Polda Bengkulu, Kombes Pol Moch Budi Tono, Rabu.

Keempatnya diamankan di salah satu rumah pribadi yang belakangan diketahui milik Bupati Seluma tersebut yang selama ini ditempati anaknya di Jalan Asahan Kota Bengkulu.

Saat penggerebekan sejumlah barang bukti juga turut diamankan antara lain pipet atau peng, alat untuk mengonsumsi barang haram itu, plastik yang diduga bekas bungkusan shabu dan dua botol minuman keras, kata Kombes Budi Tono.

"Informasinya rumah itu milik Bupati yang ditinggali anaknya dan saat penangkapan ada beberapa orang lainnya di dalam rumah itu,"tambahnya.

Namun hanya empat orang yang diamankan untuk diperiksa yakni D, dua orang berinisial A dan satu orang lagi Y.

Saat ini keempatnya sedang menjalani pemeriksaan di Polda Bengkulu dan untuk menguatkan bukti mereka juga akan melakukan tes urine,katanya.

"Karena bungkusan plastik yang kita temukan sudah kosong maka mereka ini akan dites urinenya,"katanya. (kpl/cax)

Rabu, September 02, 2009

pendidikan korban politik

Pendidikan Seluma kembali menjadi korban politik dimana karena apa ada permasalahn politik maka guru-guru sebagai pendukung dunia pendidikan yang merupakan faktor penting ini menjadi korban, berikut beritanya,,,,

setelah PGRI pusat berhasil memperjuangkan banyak nasib guru dan sampai mendapat PP mengenai Sertifikasi gaji guru,kabupaten seluma yang baru berdiri 6 tahun "23 Mei 2003" berdasarkan UU no 4 tahun 2003 bergejolak penyebabnya adalah adanya kepentingan politik yang dilakukan pejabat Seluma untuk menekan pengurus PGRI,,berita yang berhasil dihimpun penulis sewaktu melakukan investigasi diam-diam dikabupaten ini terjadinya conflict of interest (konflik kepentingan ) antara pengurus PGRI dan Pemerintah KAb.Seluma.
Pemerintah kabupaten seluma mempertanyakan adanya keabsahan Konferda PGRI Seluma dan PGRI seluma terus menuntut supaya Pemerinta kabuaten Memberikan uang makan untuk Guru-guru dikabupaten seluma....penulis juga tidak mengetahui motif yang sebenarnya dari PGRI apakah terkait dengan Pilkada atau iklhas untuk PGRI,,kalau disegi Pemerintah jelas penulis kira kita sudah tau semua motifnya apalagi dalam kurang 1 tahun kedepan akan digelar Pilkada kedua kabupaten seluma...yang menurut berita burung pemrintahan incumbent akan muncul kembali sebagai kandididat....disisi PGRI bagaimana????




berikut yang penulis kutip dari koran bengkulu Ekspress

"Empat orang guru yang didepak dari jabatannya sebagai kepala sekolah dan dijadikan guru biasa pasca terjadinya konflik PGRI Seluma menggugat putusan Bupati Seluma H Murman Effendi SE SH MH. Guru tersebut yakni Ridwan SPd, Mahiran AMaPd, Herman Sawiran AMaPd, dan Wasmi AMaPd. Kempatnya, kemarin mendaftarkan gugatan terhadap SK bupati nomor 821.29-336 Tahun 2009 tertanggal 31 Juli 2009 ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bengkulu.
Usai mendaftarkan gugatan sekitar pukul 10.00 WIB kemarin, Ridwan kepada BE mengungkapkan bahwa motivasi mereka membuka perkara dengan bupati tersebut lantaran mereka menganggap bahwa mutasi yang mereka alami itu tidak adil.

Menurutnya, mutasi yang dirinya sebelumnya sebagai kepala SDN 168 Seluma di Desa Babatan Kecamatan Sukaraja secara tiba-tiba ditugaskan ke SDN 152 sebagai guru biasa, Mahiran, Herman Sawiran kepala SDN 149 menjadi guru biasa di SDN Napal Jungur, dan Wasmi kepala SDN 66 menjadi guru biasa SDN Padang Pelasan itu tanpa ada kejelasan alasan yang membuat mereka harus dimutasi.

“Kami mau mencari keadilan dan kejelasan mengapa kami dimutasi begitu saja tanpa ada penjelasan alasannya kepada kami. Tadi (kemarin, red) gugatan saya sudah masuk dengan nomor registarasi 13/G/2009/PTUN-BKL dan 3 orang lagi teman-teman juga memasukkan gugatan juga,” ungkap Ridwan.

Dikatakannya, walau mereka mendaftarkan gugatan ke PTUN tersebut bukan berarti mereka tidak hormat kepada bupati Seluma. Menurutnya, dirinya dan rekan-rekannya cuma ingin mendapat perlindungan hukum dan keadilan melalui PTUN saja. “Bukan pula kami kecewa karena diturunkan jabatan dari kepala sekolah menjadi guru biasa. Tapi cuma mau jelas alasannya saja,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait persoalan tersebut Kadis Diknas Seluma saat dicoba dikonfirmasi belum dapat ditemui. Sehingga tanggapan dari Diknas Seluma belum diperoleh.

Didepak dari Kepsek, Guru Gugat ke PTUN Selasa, 01 September 2009 02:17:19